Peninggalankeraton-keraton pada masa Hindu-Buddha, kini jarang ada yang utuh. Sebagian tinggal puing-puing dan pondasi dasarnya saja, sebagian lagi malah tak berbekas. Istana-istana pada masa Hindu-Buddha didirikan dengan pondasi dari batu atau batu bata. Biasanya dindingnya terbuat dari kayu, sedangkan atapnya dari daun sirap. Keseniandebus yang awal dari tarekat Islam kini lebih menekankan pada aspek hiburan. Dalam konteks Islam di Nusantara, salah satu bentuk ilmu hikmat adalah tradisi debus, yaitu warisan budaya keagamaan khas Banten yang resmi dijadikan identitas pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (Banten). Debus bisa diterapkan melalui sarana latihan fisik dan . 5 Karya Seni Tradisional Khas Jepang, dari Seni Kaligrafi hingga Dupa. TRIBUNTRAVEL.COM - Jepang merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Bahkan di tengah-tengah perkembangan teknologi modern, budaya dan tradisi Jepang tetap bertahan. Karya seni tradisional Jepang pun berhasil menjadi inspirasi bagi banyak negara lain Jenisjenis karya seni rupa tiga dimensi, diantarnya adalah sebagai berikut. 1. Seni Patung. Seni patung merupakan cabang dari seni rupa murni yang berdimensi tiga. Mmebuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Contributeto rokib-mo/Buku_dan_Esai_Polemik development by creating an account on GitHub. RagamHias Simbolis, yaitu ragam hias yang selain berfungsi memperindah juga memiliki makna tertentu yang bersumber dari adat istiadat, agama maupun sistem social, yang harus ditaati norma-normanya untuk menghindari salah pengertian bagi pengguna ragam hias tersebut. Contoh ragam hias ini diantaranya, kaligrafi, ragam hias pohon hayat, ragam PCBibd. Sreg kesempatan kali ini admin akan membagikan tentang signifikansi corak deformatif dan corak karya seni rupa safi dilengkapi bilang diversifikasi dan contohnya n domestik pembelajaran seni budaya kelas 9 semester 1. Hendaknya apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak asuh didik dalam mencari bacaan tentang konotasi corak deformatif dan corak karya seni rupa tulus dilengkapi beberapa spesies dan contohnya. Dan harapannya, segala nan admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bikin perkembangan dan keberhasilan sparing anak tuntun dalam mengarifi pengertian dandan deformatif dan corak karya seni rupa jati dilengkapi beberapa jenis dan contohnya. A. Pengertian Corak Deformatif Corak deformatif adalah corak yang menunjukkan adanya peralihan bentuk dari objek sepatutnya ada. Transisi rencana ini dilakukan untuk mencari rencana baru. Semata-mata, rajah baru ini tidak meninggalkan tulangtulangan asalnya. Misalnya, lukisan wayang kerucil merupakan gubahan atau perubahan berpangkal bagan manusia. Lukisan pohon vitalitas merupakan gubahan atau pergantian berpangkal bentuk tumbuhan. Lukisan rasi jadi yakni garitan atau perubahan berusul bentuk binatang. B. Rona Karya Seni Rupa Lugu Corak atau gaya privat seni silam beragam. Keberagaman corak di dalam membuat karya seni rupa karena dipengaruhi oleh pengalaman, rukyah terhadap suatu objek, teknik yang digunakan bagi takhlik karya, bahan berkarya, dan prinsip mengungkapan yang digunakan. Secara garis besar rona atau gaya seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tradisional dan beradab. 1. Tradisional Corak seni rupa tradisional dan modern plong dasarnya memiliki kesamaan. Perkembangan rona seni rupa dipengaruhi maka dari itu perkembangannya seni rupa tradisional dikerjakan dengan menggunakan teknik nan masih tertinggal pula. Padahal perkembangan seni rupa di era modern mempunyai karya seni rupa di era beradab mempunyai karya seni rupa nan bercorak modern juga. Rona seni rupa di area memiliki rona yang masih tradisional. Corak seni rupa tradisional merupakan corak runtuh-temurun. Hal ini dikarenakan karya seni rupa nan diciptakannya tidak mengalami perubahan dalam hal corak. Rona seni rupa tradisional dibagi ke dalam dua kelompok yaitu corak primitif dan corak klasik. a Corak Primitif Karya seni beraksi terlambat memiliki sifat sederhana internal peristiwa susuk dan warnanya. Karya seni rupa primitif di Nusantara seperti hasil karya seni patung dari suku Asmat di Papua, di mancanegara hasil karya seni patung suku Amborigin di Australia. b Warna Klasik Karya seni rupa klasik adalah plong masa kerajaan Hindu-Budha berjaya di negeri Nusantara. Pada musim klasik ini merupakan periode peralihan berasal musim seni rupa primitif menjadi seni rupa yang memiliki corak rumit dan ornamental. Corak klasik ini dipengaruhi oleh budaya India, hal ini dapat dilihat dari karya seni rupa plong candi-candi pusaka Hindu-Budha. 2. Rona Beradab Perkembangan tamadun mempengaruhi perkembangan karya seni rupa baik di nusantara maupun di mancanegara. Warna seni rupa di Nusantara banyak dipengaruhi oleh corak dari negara Barat Eropa atau Amerika. Pada abad ke-18 seniman-seniman di Eropa telah melakukan eksprimen-eksprimen secara individualitas pada bahan, teknik pembuatan, dan ekspresi berkesenian sehingga muncul rotasi posimpresionanisme. Sedangkan di area nusantara pada abad ke-18 masih berperilaku tradisional kerakyatan. Corak seni rupa Indonesia teruit pecah Eropa melintasi penjajahan yang terjadi di Nusantara. Perlintasan rona seni rupa tradisional ke seni rupa maju adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, pertukaran, dan pembaruan. Gaya seni rupa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya representatif, tendensi deformatif, dan tendensi abstraksionalisme. a Dandan Representatif konkret Corak representatif diartikan sebagai penggambaran yang menyerupai atau meniru tulangtulangan alam. Dengan kata bukan, sesuai dengan kenyataan maupun lukisan sesungguhnya. Misalnya lukisan orang, gambarnya sesuai dengan buram insan sepatutnya ada. b Corak Deformatif mengubah kerangka Lukisan ini menunjukkan adanya pergantian tulangtulangan dari bahan sebenarnya. Perubahan gambar ini dilakukan cak bagi mencari bentuk baru. Semata-mata, bentuk yunior ini tidak menjauhi lembaga asalnya. Misalnya, lukisan wayang merupakan gubahan atau perubahan dari rancangan manusia. Lukisan pohon hayat yakni gubahan atau transisi dari bentuk pohon. c Corak Abstrak nyata Ialah lukisan nan sudah jauh memencilkan bentuk alam atau disebut enggak nyata. Lukisan tanwujud bentuknya sulit dikenali karena kerjakan mengenalinya diperlukan pengamatan dan pemahaman yang agak lama. Seni rupa tradisional adalah seni rupa yang berlandaskan sikap atau cara berpikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma, filsafat, adat kebiasaan yang telah dan masih ada dari masa ke masa karena terus dipertahankan secara turun-temurun. Untuk mengetahui pengertian lebih dalam dari tradisional, maka kita harus mengetahui istilah tradisional itu seniri. Istilah tradisional merupakan turunan dari kata tradisi. Tradisi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat, yang berangkat dari penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar” KBBI, 2005, hlm. 1208. Pengertian tradisi di atas sangat berkenaan dengan seni tradisional. Hal itu karena seni tradisional masih sangat terikat pada berbagai aturan dan pakem yang masih sangat ketat dan absolut berdasarkan adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. Bahkan seni tradisional biasanya masih bersifat spiritual dan relijius. Beberapa prinsip-prinsip karya seni tradisional sering dikaitkan dengan kepercayaan dan legenda sekitar. Meskipun begitu, terkadang kebudayaan setempat juga akan terpengaruhi oleh budaya luar. Terutama budaya luar yang sudah lebih mapan. Namun demikian, seni rupa tradisional tidak akan dapat dilepaskan dari kearifan budaya lokalnya sendiri. Sehingga berbagai daerah biasanya memiliki karya seni rupa tradisional yang unik dan berbeda dari daerah lain. Meskipun terkadang beberapa daerah dan budaya yang berdekatan juga saling mempengaruhi dan terdapat tradisi yang mirip. Pada akhirnya hukum intertekstual kemiripan dan campuran teks antar karya juga turut membentuk watak budaya setempat. Dengan demikian seni tradisional juga erat kaitannya dengan khazanah lokal budayanya. Khazanah loka budaya sangat erat kaitannya dengan local genius. Local Genius Dalam perspektif arkeologi, khazanah tradisi dan budaya lokal kerap diistilahkan sebagai local genius Koentjaraningrat, dalam Ayatrohaedi, 1986, Konsep local genius pertama kali dikemukakan oleh arkeolog quaritch Wales dalam tulisannya berjudul “The Making of Greater India A Study in South-East Asia Culture Change. Menurut Wales dalam Poespowardojo, 1986, hlm. 30 Local genius adalah, “the sum of the cultural characteristic which the vast majority of a people have in common as a result of their experience in early life”. Artinya, local genius adalah keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki bersama oleh suatu masyarakat sebagai hasil dari pengalaman mereka di masa lalu. Local genius merupakan manifestasi dari kepribadian masyarakat, tercermin dalam orientasi yang menunjukkan pandangan hidup dan norma lain. Kedudukan local genius sentral, karena merupakan kekuatan yang mampu bertahan terhadap unsur-unsur yang datang dari luar. Local genius juga mampu berkembang untuk masa-masa mendatang. Hilangnya local genius berarti memudarnya juga kepribadian suatu masyrakat. Karena itu penting sekali adanya usaha pemupukan dan pengembangan local genius. Meskipun demikian hubungan suatu masyarakat dengan masyarakat lain bangsa lain akan membuka terjadinya proses akulturasi, yaitu masing-masing masyarakat yang berbeda saling memberi dan menerima pengaruh. Tidak jarang juga proses akulturasi tersebut mendatangkan dominasi kebudayaan asing, yang mengancam hilangnya local genius. Ciri-ciri Seni Rupa Tradisional Setelah menelusuri makna dan definisi dari seni rupa tradisional kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang dapat digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari seni tradisional. Sehingga kita dapat memastikan apa saja yang termasuk pada seni tradisional. Ciri-ciri tersebut adalah Seni rupa tradisional terbentuk berdasarkan pada lingkungan dan budaya setempat yang menunjangnya Cerminan dari suatu budaya yang disesuaikan dengan berbagai sistem sosial dan budaya yang terbentuk oleh masyarakatnya. Seni tradisional adalah ciri khas dari masyarakat yang menjadi pembeda dari lingkungan budaya lain. Karya seni diciptakan berdasarkan norma, filosofi dan adat kebiasaan yang ada dari masa ke masa dan dipertahankan secara turun-menurun. Seni tradisional bersifat cenderung statis, karena terikat pada aturan dan pakem yang ketat dari norma dan budaya lokal tempat seni tersebut terbentuk. Seni Rupa Tradisional Indonesia Seni Rupa Tradisional Indonesia dipengaruhi oleh Moyang yang berasal dari Sungai Brahmaputra, yaitu sungai yang menembus batas Tiongkok, India dan Bangladesh. Kedatangan moyang Indonesia terjadi melalui dua gelombang 2000 SM Mesolitikum hingga ke 500 SM Zaman Perunggu. Kemudian berdatangan juga bangsa Austronesia yang telah mempunyai kebudayaan tempat tinggal dan bercocok tanam Neolitikum. Tampak jelas bahwa pengaruh moyang Indonesia sangatlah beragam dan kaya. Datang dari pelbagai belahan duni, sehingga akan banyak menciptakan ragam budaya yang berbeda-beda. Pada awalnya seni digunakan sebagai perwujudan ritual magis, bersifat simbolik. Masyarakat Nusantara mulai mengenal pemujaan punden berundak2 sebagai Local Genius bangsa Indonesia. Setelahnya beragam pengaruh lain juga bedatangan. Untuk mengetahui bagaimana proses budaya tersebut berlangsung, kita harus sedikit menggali mengenai sejarah seni rupa Indonesia pada masa prasejarah. Sejarah Seni Rupa Tradisional Indonesia Bagaimana dengan seni rupa tradisional di Indonesia? Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia dimulai sejak zaman prasejarah. Zaman prasejarah Indonesia meninggalkan beberapa karya seni rupa yang bersifat tradisional seperti gelang, kalung, tembikar hingga ke lukisan di dinding gua. Lukisan gua tersebut ditemukan di gua leang-leang sulawesi. Lukisan tersebut berupa jiplakan telapak tangan pada dinding gua. Selain itu di gua Sulawesi Selatan terdapat juga lukisan mengenai orang yang berlayar di lautan. Pada zaman logam 500 SM juga terdapat pelbagai peninggalan seni tradisional, seperti genderang perunggu, bejana dan beragam perhiasan yang terbuat dari logam. Selain itu banyak juga ditemukan alat-alat pertanian hingga ke perlengkapan upacara adat. Lukisan prasejarah di Gua Sulawesi Orang sedang berlayar di laut. Gambar diperoleh melalui “Seni Rupa Indonesia dalam Masa Prasejarah”, Soedarso Hindu-Budha juga meninggalkan banyak peninggalan karya seni tradisional. Beragam prasasti banyak ditinggalkan oleh kerajaan-kerajaan pada masa itu. Seperti prasasti ciaruteun Kerajaan Tarumanegara, prasasti kedukan bukit Kerajaan Sriwijaya, prasasti canggal Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan pada masa ini juga meninggalkan banyak Candi yang dibangun untuk tujuan hiasan, kuburan, spiritual semedi, hingga ke tempat pemandian. Setelah masa itu Nusantara memasuki zaman Islam. Seperti zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga meninggalkan banyak peninggalan karya seni rupa yang cukup beragam. Seperti seni hias, kaligrafi, wayang, hingga ke kain batik. Zaman Islam juga meninggalkan berbagai arsitektur yang cukup megah seperti Masjid. Beragam kebudayaan seni rupa tradisional di zaman ini masih banyak ditemukan hingga sekarang. Bukan hanya masih ada keberadaannya, namun juga masih dipertahankan budayanya. Sifat-Sifat Umum Seni Rupa Tradisional Indonesia Karya-karya seni tradisional ini umumnya masih dipertahankan di lingkungan masyarakat yang masih memegang kuat norma dan adat istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Tapi umumnya fungsi dari benda-benda seni tersebut berubah. Semula berfungsi sebagai benda pusaka, kini menjadi benda hias atau cindera mata. Perubahan sistem sosial dan budaya masyarakat telah mempengaruhi fungsi benda-benda tersebut. Berikut adalah sifat-sifat umum seni rupa tradisional Indonesia Bersifat Progresif karena adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi budaya luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga memiliki ciri khas bangsa Indonesia. Bersifat Tradisional atau statis. Kebudayaan agraris di nusantara mengarahkan sistem kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun. Seperti bagaimana masyarakat agraris umumnya yang akan terus mewariskan pengetahuannya dalam bercocok tanam. Bersifat Beragam Kebinekaan. Indonesia terdiri dari banyak daerah dan pulau dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga menciptakan ungkapan seni yang beraneka ragam juga. Bersifat Kerajinan, karena kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan pelbagai bahan alami untuk membuat kerajinan. Bersifat Non Realis karena latar belakang kepercayaan yang murni dan primitif berpengaruh pada ungkapan-ungkapan seni yang bersifat simbolis / perlambangan. Contoh Seni Rupa Tradisional Indonesia Melalui sejarah singkat mengenai sejarah seni rupa tradisional Indonesia, kita dapat mengetahui ragam contoh seni rupa tradisional Indonesia yang masih ada hingga sekarang. Banyak sekali benda-benda kriya yang tersebar dikepulauan Indonesia. Bentuk, bahan dan cara pembuatannya hingga saat ini tidak mengalami perubahan yang signifikan. Berikut ini adalah beberapa contoh sei rupa tradisional Indonesia Kain Batik Kain batik, contoh seni rupa tradisional indonesia, gambar diperoleh melalui Wayang Golek Wayang Golek, contoh seni tradisional Indonesia. foto oleh Kain Songket Kain songket, contoh seni rupa tradisional Indonesia. Keris Keris, contoh seni tradisional Indonesia. Kujang Berbagai Arsitektur Rumah Daerah Berbagai Ukiran pada Mebel dan Rumah Daerah Seni Rupa Tradisional dan Modern Masuknya kolonialisme barat penjajahan bangsa Eropa ke Nusantara dan berkembangnya seni rupa Modern di Eropa memberi pengaruh besar pada Seni rupa tradisional Indonesia. Karya-karya seni rupa Nusantara di luar kategori karya yang menggunakan konsep Modern tentunya otomatis dikategorikan sebagai karya seni tradisional. Namun terkadang pengategorian tersebut dalam pandangan yang sempit seringkali digunakan untuk menunjukkan karya seni rupa yang bermutu tinggi modern dengan karya yang bermutu rendah tradisional. Pengaruh kolonialisme Barat yang lama di Nusantara menyebabkan pandangan semacam itu terus menyelimuti pemikiran masyarakat Indonesia. Masyarakat modern terkadang memandang karya-karya seni tradisional lebih rendah dari karya seni lukis tinggi modern. Hal itu tidak terlepas dari pandangan sebagian masyarakat yang memandang modern identik dengan kemajuan dan perkembangan. Sedangkan yang tradisional identik dengan kuno atau ketinggalan jaman. Sikap dan cara mengapresiasi yang keliru tersebut seringkali menyebabkan karya-karya seni rupa tradisional ditinggalkan. Padahal karya-karya seni rupa tradisional memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan atau menjadi gagasan dalam berkarya. Apresiasi yang tepat dapat menghasilkan inovasi karya-karya seni rupa baru yang memiliki ciri khas Indonesia dan tidak dapat ditemukan lagi di negara lain. Penutup Karya seni rupa tradisional adalah karya yang telah dinikmati dari masa ke masa. Sehingga terdapat beberapa prinsip yang absolut dan tidak dapat diubah jika kita ingin membuat karya tradisional. Banyak pihak yang akan kecewa jika kita tidak akurat dalam iterasi esensi nilai tradisinya. Bahkan jika kita hanya akan mengambil gagasan umumnya saja, misalnya membuat karya seni kontemporer yang meminjam khazanah nilai tradisional. Selami dengan dalam terlebih dahulu nilai murni dari seni tradisional, baru coba gunakan gagasannya. Penggemar serabi tradisional akan kecewa pada serabi yang tidak memiliki bagian gosong. Seperti pizza purist yang juga kecewa pada pizza yang tidak sedikit gosong karena penggunaan oven modern. Namun seni kuliner modern telah menyerap sains dan sistem generasi barunya. Berdasarkan salah satu penelitian kanker, Karbohidrat yang gosong akan memuat lebih banyak karsinogen. Karsinogen tersebut di duga menjadi salah satu penyebab pertumbuhan sel kanker. Persoalan tersebut tidak berhenti disana saja. Penelitian soal penyebab kanker sendiri sebetulnya masih menjadi misteri besar. Belum ada yang benar-benar mengerti dan paham penyebab pastinya. Berbagai penelitian yang ada sekarang belum mampu benar-benar memastikan penyebabnya, termasuk penelitian mengenai karsinogen. Seperti persoalan diatas, tidak jarang juga sejarah yang menjadi salah satu sumber utama pengetahuan dari seni rupa tradisional mencatat informasi yang keliru. Tidak menutup kemungkinan juga informasi dapat direkayasa oleh pihak yang unggul pada masanya. Hingga bidang studi sejarah selalu menggunakan studi komparatif lintas disiplin ilmu untuk memastikan akurasi sumbernya. Referensi Prof Dr. Kusumaadmaja dkk. 1990-1991. Perjalanan Seni Rupa Indonesia, Dari jaman prasejarah hingga kini. Penerbit Pameran KIAS R. Sukmono. 1990. Pengantar Kebudayaan I. Penerbit Kanisius Ayatrohaedi. 1986. Keperibadian Budaya Bangsa Local Genius. Jakarta Pustaka Jaya Bentuk Corak karya senirupa terapan Nusantara di setiap daerah umumnya masih bersifat tradisional, terikat pakem, monoton, dan diwariskan secara turun-temurun. Namun ada juga pola hias yang mengalami pengembangan, tetapi masih dapat dikenali ciri-ciri corak tradisionalnya. Corak karya senirupa terapan Nusantara biasanya mengambil objek flora, fauna, atau alam sekitar daerah setempat. Corak karya senirupa terapan tersebut umumnya bersifat dekoratif menggunakan ornamen atau ragam hias, lembut, kontras, klasik, dan penuh simbolik. Bentuk Corak Senirupa Terapan Nusantara di setiap daerah sangat beragam. Corak karya senirupa terapan di daerah Jawa misalnya umumnya bercorak tumbuhan, hewan, dan ada pula yang bercorak bidang geometrik atau bidang organik. Di Toraja, Papua, dan Sumatra Utara sering dijumpai bentuk dan corak yang berpola geometrik. Bentuk corak manusia dan hewan banyak digunakan pada ragam hias masyarakat Dayak di Kalimantan, Batak, dan atau corak dibedakan atas bentuk figuratif sesuai dengan aslinya dan bentuk nonfiguratif tidak nyata. Bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan menjadi bentuk abstrak, bentuk geometris, bentuk stilasi, bentuk deformasi, dan bentuk visual Bentuk AbstrakBentuk abstrak yaitu bentuk yang bukan hasil tiruan atau pengolahan dari bentuk alam nature atau bentuk yang tidak sesuai dengan aslinya tidak nyata. seperti motif tumpal, baji, kawung, meander, pilin, swastika, dan lain-lain. Bentuk abstrak terbagi atas tiga, yaitu sebagai berikut. * Bentuk abstrak murni, contohnya kursi, meja, sepatu, dan rumah. * Bentuk abstrak simbolis, contohnya, huruf, tanda baca, rambu-rambu lalu lintas, dan lambang-lambang. * Bentuk abstrak filosofis, contohnya huruf Bentuk Geometris Bentuk geometris yaitu bentuk yang memiliki keteraturan, baik ukuran maupun bentuknya. Contoh bentuk geometris adalah segitiga sama sisi, segiempat, segilima, segi enam, dan Bentuk StilasiBentuk stilasi yaitu bentuk dengan berbagai penggayaan/digayakan. Misalnya, motif hias geometris, flora, fauna, dan Bentuk DeformasiBentuk deformasi yaitu bentuk yang telah mengalami penyederhanaan. Beberapa contoh Bentuk Corak Deformasi karya senirupa terapan yang bisa anda ambil sebagai bahan referensi, silahkan klik gambar corak senirupa terapan dibawah untuk melihat yang lebih besar. Corak Deformasi Gambar Burung Corak Deformasi Gambar Daun Corak Deformasi Gambar Ikan Corak Deformasi Gambar Kupu-kupu Corak Deformasi Gambar Panda Corak Deformasi Binatang Ulare. Bentuk Corak Visual RealistisBentuk visial realistis biasa juga disebut bentuk naturalistis, yaitu bentuk yang sesuai dengan aslinya. itulah diatas bentuk corak senirupa terapan nusantara yang bisa saya bagikan untuk anda,Disadur dari berbagai sumber salam Senirupa - Gaya seni rupa murni Indonesia memiliki keunikan dan keragaman. Ini tidak lepas dengan kebudayaan dan peradaban manusia yang berada di daerah Indonesia. Karya seni rupa dimasing-masing wilayah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Dikutip dari buku Mari Belajar Seni rupa 2010 karya Tri Edy Margono, karya seni rupa murni memiliki tiga corak yang terbagi menjadi. Berikut gaya atau corak karya seni rupa murni Indonesia Gaya Primitif Gaya karya seni zaman primitif memiliki sifat alami dengan media sederhana, contohnya lukisan yang ditemukan pada dinding gua. Gaya seni primitif juga ditemukan pada seni patung pedalaman, misalnya pada patung-patung tradisional di Papua, Suku Dayak di Kalimantan, serta di juga Perkembangan Seni Rupa Murni Indonesia Gaya Klasik Gaya seni rupa klasik merupakan peninggalan dari periode Hindu, Buddha, dan Islam. Peninggalan zaman Hindu-Buddha, antara lain berupa bangunan candi, seni hias, patung, dan relief. Karya seni rupa yang dihasilkan pada zaman Islam umumnya bercorak dekoratif dan stilasi. Warisan budaya seni rupa Islam berupa arsitektur bangunan masjid, seni hias kaligrafi, seni ukir, seni pahat batu nisan, serta batik dan wayang. Gaya Modern Pada zaman modern gaya atau corak seni rupa banyak berkembang seperti Lanjut ke konten Karya seni rupa tradisi, modern atau kontemporer, baik yang ada di Nusantara maupun di Mancanegara sebagian besar bercorak realis, dekoratif, dan ekspresif. Karya seni rupa Nusantara memiliki fungsi yang sama dengan karya seni mancanegara diantaranya berfungsi sebagai media berekspresi, sebagai benda hias, kritik sosial, atau Mengabadikan sesuatu. Persamaan Corak dan fungsi Seni Rupa Murni Tradisi, Modern, dan Kontemporer di Nusantara dan Mancanegara Corak lukisan dari jaman prasejarah juga ditemukan di dinding gua di Spanyol dan Perancis. Bentuk dan corak lukisannya mirip dengan bentuk lukisan yang ada di Gua Leang- leang Sulawesi Selatan yaitu bentuk sederhana dan corak seni rupa Nusatara dan Mancanegara adalah corak realis, naturalis, dekoratif, abstrak. Selain itu persamaan fungsi seni rupa Nusantara dan mancanegara sebagai media ekspresi, alat upacara ritual, sebagai alat pemujaan dan kritik . 2. Perbedaan Corak dan Fungsi Seni Rupa Murni Tradisi, Modern, dan Kontemporer di Nusantara dan Mancanegara Persamaan corak seni rupa Nusantara dan mancanegara adalah corak realis, dekoratif danm ekspresif. Meskipun sama tetapi memiliki perbedaan sebagai contoh lukisan karya Affandi Indonesia yang bercorak ekspresif tidak sama dengan lukisan karya Van Gogh Belanda. Meskipun keduanya bercorak sama tetapi bentuk visualnya menyangkut garis, warna tekstur tidak sama. Hal ini dipengaruhi oleh karakter masing- masing seniman yang berbeda. Karya seni kontemporer yang diciptakan oleh para seniman Indonesia tidak sama dengan karya seni kontemporer mancanegara , meskipun temanya diangkat dalam berkarya sama. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain konsep karya, media yang dipakai, teknik penciptaan, tema atau sumber penciptaan. Sebuah karya seni rupa tidak selalu sama fungsinya di setiap negara. Karya-karya seni rupa tradisional yang ada di Indonesia dianggap keramat karena sebagai benda persembahan atau denda simbolik, tetapi di mancanegara benda tersebut berfungsi sebagai benda hiasan atau souvenir. Sebagai contoh keris di Jawa sebagai benda keramat tetapi sekarang keris dipakai sebagai cinderamata oleh wisatawan mancanegara.

bagaimana bentuk karya seni yang bercorak tradisional