Sementarasholat sunah, kita akan mendapatkan pahala jika melakukannya tetapi jika tidak mengerjakan tidak akan mendapatkan dosa. Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang artinya doa. Sedangkan, menurut istilah, shalat adalah serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Hadisttentang sholat adalah tiang Agama dalam bahasa Arab, latin dan artinya juga penjelasan serta nasihat yang insya Allah bermanfaat untuk kita agar selalu semangat dalam menjalankan kewajiban ini. Sholat adalah kewajiban yang harus di kerjakan oleh seorang muslim, dan sifatnya mutlak tidak bisa di tawar lagi, selama seorang muslim masih hidup DalamAlquran dijelaskan bahwa sholat itu adalah tiang agama. Barangsiapa meninggalkannya, dianggap tiang agamanya telah roboh dan ia tidak lagi beragama Islam. Barangsiapa mengusik orang yang tengah sholat, juga akan mendapat dosa. SholatItu Tiang Agama, Wajib Kita Tegakkan - Pada kesempatan kali ini Dutadakwah akan menuliskan Materi Khutbah Jum'ata dengan Tema: Memelihara Sholat, Zakat, Puasa dan Haji, Materi ini masih Lanjutan tentang keawajiban sholat lanjutan yeng ke 14. Jadi wajib bagi kita Umat Islam beriman untuk memelihra dalam menunaikannya hingga kita dirindukan surganya Allah. Sahabatcahaya Islam sholat memiliki banyak kebaikan bagi tubuh fikiran dan hati. Hadist sholat adalah tiang agama. Sebaliknya siapa meninggalkan shalat maka ia menghancurkan dien agama. Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Quran dan hadist tentang sholat yang menjelaskan mengenai manfaat dan keutamaan shalat bagaimana tata cara shalat 1 Kedudukan Shalat dalam Islam (Bag. 1) Sesungguhnya ibadah yang merupakan kewajiban terbesar yang Allah Ta'ala perintahkan kepada hamba-Nya adalah shalat. Shalat adalah tiang agama dan rukun yang paling ditekankan setelah membaca dua kalimat syahadat. Shalat adalah penghubung antara seorang hamba dengan Rabb-nya. s1jja5. Pertanyaan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, ada juga kesempatan saya untuk bertanya. Terima kasih sebelum dan sesudahnya. Saya hanya ingin membahas hal yang mungkin kurang penting. Sebenarnya apa sih beda tiang dengan pondasi dalam pentingnya shalat? Sebenarnya, shalat itu tiang agama atau pondasi agama? Kalau pondasi sama tiang itu beda atau sama? Kalau shalat itu tiang agama, lalu pondasi agamanya apa? Sebaliknya kalau shalat itu pondasi agama, lalu tiang agamanya apa? Mohon penjelasan. Terima kasih banyak. Maaf bila ada kata yang kurang berkenan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jawaban Wa’alakumussalam warahmatullah wabarakatuh. Alhamdulillah washshalatu wassalam ala rasulillah. Saya senang dengan semangat mbak untuk bertanya dan memahami agama Islam dan saya juga mohon maaf jika terlambat membalas pertanyaan ini. Yang paling terkenal di kalangan ulama, shalat adalah tiang agama sebagaimana dikatakan para salaf kitab Syu’abul Iman milik Al-Bahaqi, tapi tidak ada salahnya jika dikatakan bahwa shalat adalah pondasi agama, insyaallah, karena dua kata tersebut mengandung pengertian yang hampir sama. Shalat adalah tiang agama. Shalat adalah pondasi agama. Apalagi, jika kita memperhatikan satu madzhab yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja maka dia kafir. Akan tetapi, perlu saya ingatkan yang paling terkenal dengan pondasi agama adalah tauhid/ aqidah. Karena, dengannya terwujud Islam seseorang. Orang yang tidak memahami laa ilaha illallah, maka tidak dikatakan beragama Islam. Oleh karena itu, lebih tepat jika dikatakan, pondasi agama adalah tauhid dan tiangnya adalah shalat. Allahu A’lam. Dijawab oleh Ustadz Sa’id Yai Ardiansyah, Lc. Artikel dengan penataan bahasa oleh redaksi. 🔍 Shodaqoh Kepada Orang Tua, Doa Khitan Sesuai Sunnah, Iran Negara Syiah, Tulisan Arab Sadaqallahulazim, Puasa Nisfu Syaban 2019 Jatuh Pada Tanggal Berapa, Ramalan Zodiak Berdasarkan Tanggal Lahir KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 Shalat Tiang Agama Tiang Agama – Salah satu ajaran yang sangat penting dalam Islam adalah shalat. Karena pentingnya itu, Rasulullah Saw bersabda اَلصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنُ وَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْنَ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ تَرَكَ الدِّيْنَ “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkan shalat, maka berarti telah menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia telah merobohkan agamanya”. Shalat diibaratkan tiang dalam sebuah bangunan yang besar. Tidak akan terbentuk sebuah bangunan yang kokoh kalau tiang-tiangnya keropos, apalagi sama sekali tidak ada tiangnya. Apa artinya mengaku sebagai umat beragama Islam kalau tidak mau menegakkan agamanya sendiri dengan bershalat? Perlu dipahami, bila shalat dibicarakan, yang dimaksud adakah shalat fardlu lima waktu dan dilaksanakan dengan berjamaah di masjid. Al Hadist عن اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمْ يَقُولُ مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِيْ قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيْهِمُ الصَّلَاةُ اِلَّا قَدِا سْتَحْوَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَاءِنَّمَا يَاأْكُلُ الذِّءْبُ الْقَاصِيَةَ “Dari Abidzar Ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap ada tiga orang di suatu kampung yang tidak mau adzan dan tidak mau mengadakan shalat jamaah, tentulah ketiganya dikuasai oleh syetan. Oleh karenanya hendaklah kamu berjamaah sebab serigala hanya memakan kambing yang terpencil sendirian”. Hadis ini Riwayat Ahmad ibn Hanbal, Nasa’iy dan Abu Dawud dari Abu Darda. Selain Tiang Agama, Shalat juga Merupakan Tolak Ukur Semua Amal عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu”. HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2 425, Hakim 1 262, Baihaqi, 2 386. Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, penilaian sahih ini disepakati oleh Adz Dzahabi Neraka Saqar Allah telah menyediakan tempat dengan siksaan yang pedih bagi orang-orang yang meninggalkan kewajiban shalat. Mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Saqar. Di akhirat, tidak ada syafaat atau penopang. Di sana, tidak ada jual-beli, apalagi suap-menyuap. Orang yang meninggalkan shalat dikatakan akan dimasukkan ke dalam neraka Saqor Qs. Al-Mudatsir 42-47 مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ 42 قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ 43 وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ 44 وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ 45 وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ 46 حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ 47 42. “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar neraka?”43. Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat”44. Dan Kami tidak pula memberi makan orang miskin45. Dan adalah Kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya46. Dan adalah Kami mendustakan hari pembalasan47. Hingga datang kepada Kami kematian Ketika penghuni neraka Saqor ditanya Malaikat, apakah yang menyebabkan kamu masuk neraka ini? Jawaban pertama adalah bahwa mereka ketika hidup di dunia dulu, tidak mengerjakan shalat. Mereka juga tidak memberi makan orang miskin, mendiskusikan kebatilan, dan mendustakan atau tidak mengakui adanya hari kiamat. Padahal, siksaan di neraka adalah sangat keras dan kasar. Bahan bakarnya dari batu dan manusia. Na’udzu billahi min dzalik. Shalat yang Khusyuk atau yang Tuma’ninah? Kedua istilah ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu agar kita melaksanakan shalat dengan lebih baik, tidak tergesa-gesa. Shalat yang khusyuk adalah shalat dengan menghadirkan hati kita. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 45-46, Allah mengabarkan hal itu. Shalat itu amalan yang berat kecuali bagi orang yang khusyuk. Khusyuk tercipta karena dalam hatinya ada keyakinan bahwa mereka bertemu dengan Allah Tuhannya dan kelak mereka akan kembali kepada-Nya. Sedangkan, shalat yang thuma’ninah adalah menertibkan gerakan shalat kita secara fisik. Ciri-ciri shalat yang thuma’ninah adalah Thuma’ninah tidak tergesa-gesa. Hadis dari “Amar bin Ash dan Khalid bin Walid, Syarhabil bin Hasanah dan Yazid bin Abu Sufyan riwayat Al-Baihaqi رَأَى رَسُوْلُ الله صلعم رَجُلاً لاَ يَتِمُّ رُكُوعَهُ وَ يَنْقُرُ سُجُوْدَهُ وَ هُوَ يُصَلِىّ فَقَالَ لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ “Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki tidak mnyempurna–kan ruku’nya dan hanya mengangguk-angguk dalam sujudnya cepat sekali rukuk /sujudnya. Maka sabda beliau, seandainya orang ini mati dalam keadaan shalatnya seperti itu maka ia mati bukan dalam agama Muhammad” Permasalahan sering menyebabkan tidak thuma’ninah adalah pembacaan surah Al-Fatihah yang terlalu cepat satu atau dua nafas. Semestinya pembacaan Al-Fatihah itu pelan, tiap ayat berhenti untuk menarik nafas. Dalam sebuah hadis Qudsi, diriwayatkan bahwa Allah itu akan membalas bacaan Al-Fatihah dalam soal berdasarkan ayat demi ayat. Seperti Mandi Lima Kali Pada suatu hari, Rasulullah Saw bertanya pada sahabat-sahabatnya أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوْا لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ. قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا. متفق عليه “Apakah pendapat kamu, apabila di muka pintu salah satu rumahmu ada satu sungai yang kamu mandi padanya tiap hari lima kali. Adakah tinggal olehnya kotoran?” Serentak sahabat menjawab “Tidak ada, Ya Rasulallah”. Beliau bersabda “Maka begitu juga perumpamaan shalat lima waktu, dengan itu Allah menghapus kesalahan” Muttafaq alaih. Semoga kita dibimbing Allah dan diberi kekuatan untuk bisa melestarikan amalan shalat dalam sisa-sisa umur kita, yang kita tidak tahu kapan habisnya. Marilah kita mandi di sungai shalat. Jadikan shalat sebagai tiang agama kita, Jangan ditinggalkan dan jangan didustakan. Amin. Editor Yahya FR قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ خَٰشِعُونَ yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam Shalatnya, Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi jiwa manusia dengan Allah swt. Shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain. Shalat sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an diantaranya adalah At-Taubah18; Al-Baqarah45; Al-Baqarah110 ; Al-Baqarah177; Ar-Ra’d22; Ibrahim31; Al-A’raf170; At-Taubah18; An-Nisa43; An-Nisa101; An-Nisa102; An-Nisa103; An-Nisa162; Al-Maidah6; Al-Maidah12; Hud114; Ibrahim37; Ibrahim40; Al-Hijr98; Al-Isra’78; Maryam31; Maryam59 Thaha14; Thaha132; Al-Hajj77; Al-Mukminun2; An-Nur56; Al-Ankabut45; Luqman17; Fathir29; Al-Fath29; Al-A’la15; Al-Bayyinah5. Dari sekian ayat dalam surat-surat yang terdapat Al-Qur’an tersebut menunjukkan betapa pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan. Diantara pentingnya Shalat dalam kehidupan adalah sebagai berikut Shalat adalah tolok ukur amal, yang berarti bahwa kualitas amal seseorang ditentukan oleh Shalatnya. Hal ini seperti disebutkan dalam hadist Rasulullan yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirdzi, “hal pertama yang akan dihisab kelak di hari pembalasan adalah Shalat. Apabila baik Shalatnya, maka akan baik pula amal-amal lainnya. Dan apabila Shalatnya rusak, maka akan rusak pula amal-amal lainnya,” Shalat adalah tiang agama. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi “Shalat itu adalah tiang agama Islam, maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merubuhkan agama” Shalat adalah kunci surga. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir yang dikutip dari kitab Ihya Uumuddin karya Imam Ghazali. Shalat merupakan perintah langsung dari Allah swt tanpa perantara malaikat kepada Nabi Muhhamad saw ketika perjalanan Isra dan Mi’raj. Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan maksiyat. Hal ini disebutkan dalam Al-Ankabut 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah swt, seperti yang dituliskan dalam Surat Ta Ha ayat 14, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” Bahkan Rasulullah dalam sebuah hadistnya menegaskan bahwa Shalat menjadi pembeda atau pembatas yang tegas antara seorang muslim dengan orang kafir. “Perjanjian antara kami dengan mereka orang kafir adalah mengenai shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah. Senada dengan hadis tersebut, Umar bin Khattab juga menyatakan, “Tidak ada islam bagi seseorang yang tidak menegakkan shalat”. Dari ulasan diatas sudah seharusnya sebagai seorang muslim kita harus menaruh perhatian yang sangat besar dalam menjalankan Shalat dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, dan bukan sekedar rutinitas atau penggugur kewajiban. Dengan demikian kita akan menjadi orang-orang yang akan mewarisi surga Firdausnya Allah dan Insya Allah kekal di dalamnya. Aaminn. DenPoer-DLA Referensi

sholat adalah tiang agama bahasa arab